![]() |
[Foto] Yudisiawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Periode I |
Kegiatan ini dimulai sejak pukul 13.30 hingga 16.30 WIB. Diawali dengan pembukaan oleh MC, sambutan-sambutan, kemudian pembacaan SK kelulusan, pengukuhan yudisiawan, hingga foto bersama.
Acara yang berlangsung khidmat ini menjadi momen penting bagi para mahasiswa yang telah menyelesaikan studi akademiknya.
Rektor Universitas W.R. Supratman, Bachrul Amiq membuka acara dengan sambutan penuh semangat. Ia menyampaikan pesan inspiratif kepada para lulusan agar tidak berhenti berjuang.
“Yudisium hari ini terasa istimewa. Saya melihat semangat dari para dekan, dosen, dan mahasiswa. Setelah lulus, bukan berarti selesai dari masalah, tapi justru kita mulai masuk ke tantangan hidup yang nyata awal dari perjuangan nyata di kehidupan. Kalau kita mau berusaha, insyaAllah kita bisa,” ungkap Rektor (10/04/25).
Rektor juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan pelaksanaan yudisium, mulai dari dosen, staf, panitia pelaksana juga mahasiswa.
"Saya mengakui sekali lagi, selama beberapa tahun terakhir Yudisium FISIP dan Teknik masih menjadi yang terbaik. Sangat meriah, dnegan jumlah mahasiswa yang juga luar biasa," imbuhnya.
![]() |
[Foto] Sambutan Rektor Unipra |
"Tentu harapannya, teman-teman lulusan bisa segera berkiprah di dunia kerja. Bagi yang sudah bekerja, semoga hari ini menjadi momentum untuk kenaikan pangkat, promosi, atau untuk memperbaiki karirnya di masa mendatang ,” ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi atas suksesnya kolaborasi dan kebersamaan dalam pelaksanaan Yudisium gabungan bersama FISIP.
“Alhamdulillah, berjalan lancar dan saya senang sekali bisa bergabung dengan FISIP. Semoga acara ini menjadi awal yang baik untuk seluruh lulusan,” ungkap Dekan Fakultas Teknik.
Rayhan salah satu mahasiswa Teknik Industri, yang merupakan peserta yudisium turut memberikan pesan motivatif kepada rekan-rekannya yang masih berjuang menyelesaikan tugas skripsi.
“Untuk teman-teman yang belum skripsi, tetap semangat dan jangan menyerah meski revisi berkali-kali. Setiap dosen punya gaya bimbingan yang berbeda, jadi jangan menghilang dari dosen. Itu yang bikin skripsi jadi makin berat,” ucapnya.(Dvd/Adl/Frs)