![]() |
Proses potong tumpeng oleh PU BukPoIn di tujukan Rektor Unipra |
Surabaya | LPM BukPoIn - Lembaga Pers Mahasiswa Buku Poin Intelektual (LPM BukPoIn), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas WR Supratman (Unipra) Surabaya, merayakan Dies Natalis ke-2 dengan menggelar acara Tasyakuran yang mengusung tema "Meningkatkan Pola Pikir Pers Mahasiswa Yang Kritis dan Independen".
Acara tersebut terselenggara di Ruangan Pertemuan Lantai 2 Gedung Rektorat Unipra Surabaya pada Kamis, 20 Juni 2024.
Hadir dalam acara tersebut yakni, Rektor Unipra, Ketua Humas Unipra, Dosen FISIP, alumni LPM BukPoIn, serta sejumlah perwakilan dari organisasi mahasiswa (Ormawa) Unipra.
Rektor Unipra, Bahrul Amiq, menyampaikan apresiasi terhadap para anggota LPM BukPoIn yang dinilainya sudah matang dalam hal pemberitaan meskipun usia organisasi masih muda.
"Menurut saya, teman-teman aktivis pers mahasiswa BukPoIn sangat matang dan mampu secara konsisten menerbitkan berita. Mereka sudah berkompeten dalam mencari berita, ya saya merasakan sendiri ini lebih matang perilakunya ketimbang usianya" ungkapnya.
Amiq juga memuji konsistensi dan impresifitas LPM BukPoIn dalam pemberitaan selama dua tahun terakhir.
"LPM BukPoIn tidak hanya menjadi suara untuk mahasiswa Unipra, tetapi juga untuk Surabaya, Jawa Timur, dan bahkan Indonesia, dari materi-materi beritanya itu bagus kok," ujarnya.
Namun, Amiq juga memberikan saran untuk peningkatan kualitas pemberitaan dan mendorong LPM BukPoIn untuk lebih kritis agar menjadi perhatian banyak orang.
"Harapan saya, kualitas pemberitaan harus lebih baik lagi. Berita-berita yang dibuat harus memiliki nilai untuk perubahan yang lebih baik, baik di dalam maupun di luar kampus. LPM BukPoIn ini juga harus bisa kritis dengan berita-berita yang berdasarkan pada data dan fakta, dengan demikian LPM BukPoIn ini bisa ditoleh oleh orang," katanya.
Di lain sisi, Pimpinan Umum LPM BukPoIn, Aldi Fakhrudin, mengungkapkan bahwa dies natalis ini bukan sekadar perayaan hari jadi, tetapi juga menjadi catatan penting dalam masa kepengurusan.
"Menurut saya Dies Natalis ini bukan hanya mengenang hari lahir sebuah lembaga atau organisasi, tetapi ini menjadi sebuah catatan penting di masa kepengurusan, untuk itu dalam perayaan Dies Natalis LPM BukPoIn ke - 2 ini kami kemas seperti form diskusi mengenai evaluasi kinerja selama 2 tahun," ujarnya.
Dirinya pun juga menyatakan bahwa mempertahankan eksistensi LPM BukPoIn tidaklah mudah, namun semangat dan dedikasi seluruh para pengurus terus membara.
"Mempertahankan organisasi tidaklah mudah, tetapi saya dan teman-teman tetap semangat dan tidak pernah lelah menghidupkan LPM BukPoIn hingga saat ini, walaupun banyak problem yang kami hadapi," katanya.
Alumni SMK Palapa Ngoro Jombang ini memberikan kesan yang mendalam atas perjalanan LPM BukPoIn selama dua periode sejak berdiri.
"Jika membicarakan sejarah, pasti sangat panjang. Namun, dalam sejarah tersebut pasti ada makna dan filosofi di balik berdirinya LPM BukPoIn. Sebelum LPM BukPoIn berdiri, ada LPM Suara Mahasiswa (SUMA) yang vakum di tahun 2018. Untuk itu dengan adanya LPM BukPoIn ini hadir sebagai pengawal demonstrasi di ruang lingkup perguruan tinggi," katanya. (Frs/Pan)